Jumat, 30 September 2011

Sanguin-Melankolis

Bingung pastinya kenapa gw mengambil topik ini. Ini semua bermula saat  berkenalan dengan salah satu teman dunia maya gw, Iman Prabawa. Kami berkenalan lewat chatting, dan kemudian kopi darat. Alhamdulillah orangnya baik dan enak diajak bicara. Banyak hal yg kita bahas, mulai dari lagu, ritme drum (dia adalah pelatih drum), sampai tentang kepribadian.

Beberapa kali mengobrol dengan dia, tiba-tiba dia menebak bahwa gw ini adalah seorang sanguin. Pada awalnya gw tidak percaya, meskipun gw punya buku "Personality Plus" karya Florence Littauer, tapi gw tetap tidak percaya. Karena pada saat itu gw menganggap bahwa gw adalah melankolis sejati. 

Beda loh antara sanguin dan melankolis. Kedua kepribadian ini sangat bertolak belakang. Si Sanguin yang percaya diri, bersahabat, terburu-buru dalam mengambil keputusan; sedangkan Si Melankolis yg tidak percaya diri, cenderung pendiam, teliti dan sangat perfeksionis. 

Perlu diketahui, sifat dasar gw sebenarnya lebih cenderung ke melankolis. Namun, semakin bertambahnya usia, semakin pula gw mengerti kekurangan-kekurangan gw. 

Si Melankolis yg cenderung pendiam dan tidak percaya diri, hmmmm.. bagaimana gw harus menutupi itu semua??? Gampang aja kok. Ubah cara berpikir kita. Mulai belajar berani mengutarakan pendapat atau pun suatu ide yang kita anggap baik. Awalnya, sulit untuk gw berubah (Ini gw gak bohong!). Butuh waktu bertahun-tahun untuk melatih diri agar bisa bebas berpendapat. Tidak perlu jauh-jauh lah.. Percaya diri dalam bersosialisasi aja deh. Itu susah loh! Gw dulu yang minderan dengan segala alasan yang entah kenapa selalu gw ada-adain dan sampai sekarang pun kadang kekurangan gw ini kumat :D yaaahhh, namanya juga kepribadian, sulit untuk dirubah. Tapi, mau sampai kapan lo kayak gini??? Di kehidupan nyata lo membutuhkan bantuan orang lain. Tapi bagaimana lo bisa mendapatkan bantuan, sedangkan lo tidak mau terjun ke dalam pergaulan di sekeliling lo. Tidak perlu menjadi orang lain. Tidak perlu terpengaruh dengan mereka. Setidaknya, lo mampu mengucapkan kata "Hai!" lebih dulu dari mereka. 

Dulu, ada tante gw yang selalu memarahi gw karena sifat gw yg selalu minder. Hahahahahahahahahaha masih inget banget gw bagaimana cara tante gw merubah gw menjadi seperti sekarang ini. Gw yang dulu sukanya mojok (memisahkan diri), sekarang mulai belajar berbaur dengan yang lainnya. Gw yang dulunya hanya diam dan selalu melipat kedua tangan dengan tatapan tajam, kini mulai menanggapi setiap perkataan dari lawan bicara kita dengan penuh senyuman. Tidak perlu sok tau. Tidak perlu selalu menjawab setiap pernyataan yang mereka utarakan. Cukup mendengarkan saja kok :) Karena awal dari pertemanan adalah menjadi pendengar yg baik :) Satu hal yang gw inget dari beliau, "Kenali dirimu sendiri. Setelah itu kamu akan mengenal orang lain". It works guys! :D

Teman-teman pun banyak yang memberikan saran, "hidup gak usah dibawa susah. Jangan memikirkan apa yang seharusnya gak lo pikirkan". Bener juga. gw terlalu perfect memandang suatu masalah. Gw selalu melihat dari berbagai sudut pandang, selalu menimbang-nimbang baik-buruknya, selalu memprediksi sebab-akibatnya. Dan bodohnya gw suka ketakutan sendiri dengan prediksi gw. Hahahahahahahahaha. Tapi kembali lagi. "Lo tidak akan mendapat sesuatu, kalau lo tidak mau mencoba. Lo tidak akan tahu hasilnya, kalau lo gak berani untuk mencoba. Lo gak akan mengerti arti tanggung jawab, kalau lo gak berani ambil resikonya. Segala sesuatu itu ada resikonya. Pilih salah satu dan kemudian jalani penuh dengan tanggung jawab."

Banyak hal yang gw anggap itu adalah suatu kekurangan, gw coba untuk merubahnya. Meskipun, masih ada perasaan grogi, malu, dan minder, tapi biasanya gw bisa mengatasinya dengan berbicara dengan orang lain. Biasanya trik ini gw pakai pas gw interview hahahahahahaha. 

Bertahun-tahun sudah gw jalanin kehidupan gw dengan cara gw yang baru. Suatu saat, ketika gw sedang iseng mengisi tes kepribadian di facebook, ternyata hasilnya gw ini sanguin. Wow!!! Tebakan Iman ternyata benar. Begitu gw konfirmasi, dia bilang gw ini memiliki kepribadian yang unik. Sanguin-melankolis. "Suatu kepribadian campuran yang sangat bertentangan dan biasanya dianggap sebagai pergolakan bathin" kata Florence sih begitu. Wow.. berarti sama aja gw labil donk????? :S 

Tapi gw pikir-pikir lagi, dari awal gw yang melankolis sejati, dan kemudian berubah menjadi sanguin-melankolis itu merupakan proses pendewasaan gw. Yah, gw berpikir itu adalah proses pendewasaan gw. Proses dimana gw mulai mengetahui semua kekurangan di dalam diri gw sendiri, dan pada akhirnya gw berhasil menemukan cara untuk menutupi itu semua. Jadi, buat kalian yang memiliki kepribadian yang sangat berlawanan seperti gw, jangan takut! Itu adalah proses dimana kalian mengerti diri sendiri dan mengetahui cara mengatasinya :) Semoga tulisan gw kali ini bermanfaat ya guys :)

1 komentar:

  1. waaw,, kebalikan dari saya, tadinya saya sanguinis sekarang jadi agak melankolis. pas baca Florence Littauer itu juga jadi aga2 takut jangan2 saya kepribadian labil atau sedang berusaha menutupi kepribadian lain.. ternyata ada yang sama, dengan alasan yang lebih baik. terimakasih sudah menulis artikelnya :)

    BalasHapus