Sabtu, 26 Mei 2012

Tuhan Tau Waktu Yang Terbaik

Gue gak tau ya ini disebut apa. Tapi gue jadi terinsipasi sama dua orang ini (Dhiaz Danastri dan Alit Susanto )

Gue ini angkatan ‘05 yang sampai sekarang masih belum lulus-lulus juga. Ini buat gue adalah suatu kegagalan  gue dalam hidup! Semua target, semua rencana-rencana gue hancur sudah! Impian-impian gue seakan-akan hilang gitu aja karena kegagalan gue ini!

Mungkin, gue bukan anak yang seberuntung lo semua dalam hal ekonomi. Keluarga gue bisa dikatakan pas-pasan. Nyokap gue single fighter dan bokap gue udah meninggal sejak gw SMP kelas 3, tepat di saat gue mau ujian akhir nasional! Tepat saat keluarga gue mau berangkat umroh! Gue anak bontot dari 3 bersaudara. Dan gue punya saudara yang memang harus ketergantungan obat karena penyakit yang dideritanya. Bukan! Gue bukan sedang menceritakan aib gue! Gue hanya sedang membeberkan fakta yang gue rasa gak harus gue tutup-tutupin!

Kepergian bokap gue, awalnya menjadi suatu kemarahan tersembunyi gue kepada Tuhan. Karena kehidupan gue berubah drastis! Dari yang serba ada, jadi pas-pasan bahkan bisa saja kurang. Dari yang punya kehidupan bebas, jadi gak punya kebebasan. Kakak gue tiba-tiba mengalami depresi berat akibat ditinggal alm. bokap gue. Tanggung jawab pun jadi bertambah banyak dan itu dalam jangka waktu singkat! Ini cukup mengguncang mental gue untuk bertahan hidup. Tapi saat itu impian gue masih banyak. Dan gue masih punya harapan-harapan walaupun tinggal sedikit.

Di kampus gue itu, untuk mendapatkan ijazah S1, harus melewati sidang D3 terlebih dahulu. Dan mulai dari situlah semangat gue berkurang.

Sewaktu gue harus membuat PI (Penulisan Ilmiah) untuk sidang D3, gue sempat mengalami kendala karena [sorry] dosen pembimbing gue yang [agak] aneh. Yang gak perlu diperjelaslah. Tapi semua teman kampus gue pasti mengerti maksud gue. Karena gue belum lulus juga, akhirnya gue diungsikan ke rumah saudara gue Dhiaz Danastri. Menjelang finishing process, tiba-tiba gue mendapatkan kabar dari nyokap gue, kalau kakak gue kambuh. Dan di rumah nyokap tinggal berdua dengan kakak gue itu, sementara kakak gue yang pertama sedang keluar kota. Dengan dukungan tante gue, akhirnya gue pulang untuk menyelesaikan masalah gue ini dulu. PI gue pun tertunda [lagi] sampai kakak gue sembuh.

Menjelang semester akhir, PI gue pun belum selesai-selesai, sementara gue udah dapet SK skripsi dari rektor. Gue mau ambil compre gak bisa! Akhirnya gue terusin PI gue itu sambil ngerjain skripsi gue. Gue cerita ke dosen pembimbing skripsi gue tentang kendala gue di PI, dan dosen gue itu pun memberi saran untuk mengajukan surat ke Kajur untuk mengganti dosen pembimbing. Sayangnya, Kajur gak meloloskan surat gue itu. Tapi Kajur kasih solusi ke gue. Dan akhirnya gue lulus D3. Tinggal S1!

Tapi untuk sidang S1 ini banyak yang gue butuhkan. Komputer gue rusak, dan gue harus meng-upgrade seluruh hardware komputer gue. Dilain sisi, gue juga membutuhkan laptop dan webcam untuk fasilitas skripsi gue. Kakak gue menyanggupi membetulkan komputer, lalu bagaimana dengan laptop dan webcam???????? Iseng-iseng pun gue berteriak, “Ya Allah saya pengen laptop!!! Saya butuh laptop!!!”. Kakak gue saat itu ketawa mendengar teriakan gue. Sama halnya dengan gue. Sama sekali gak ada pemikiran kalau hal itu akan diijabah oleh-Nya.

Suatu saat, saat gue jalan-jalan sama temen gue buat refreshing, kakak gue sms. Gue dapet pinjeman laptop. Speechless! Gak tau harus berkata apa. Cuma bisa mengucap Alhamdulillah dalam hati. Tapi lebih speechless lagi saat orang tersebut mengatakan bahwa laptop itu buat gue! Gue sujud syukur kepada-Nya. Gak nyangka gurauan gue jadi sebuah doa, dan doa tersebut diijabah oleh-Nya. Semangat gue pun kembali!

Namun, lagi-lagi gue terkendala dalam proses pembuatan skripsi gue. Setiap menjelang sidang, gue sakit-sakitan. Gak tanggung-tanggung, gue sakit sampe berbulan-bulan. Akhirnya gue molor 1 semester lagi. Dan saat gue harus sidang lagi, tiba-tiba komputer gue kena virus, laptop gue rusak, dan back-upan gue ilang semua! Kembali molor lah gue. Selain program gue yang masih error dan gak ada satu pun temen gue yang menemukan errornya, sekarang kakak gue mau nikah jg. Saking sibuknya mengurus dua hal tersebut, gue pun sakit-sakitan [lagi]! Drop lah mental gue sekarang! Haruskah gue korbankan lagi waktu gw???? Sementara sekarang semangat gue udah entah kemana.. Sementara gue udah gak punya mimpi lagi yang bisa membuat gue terpacu mencapai target gue????

Akhirnya, setelah pertemuan terakhir gue dengan dosen pembimbing, semua urusan gue lancar. Tinggal dikit lagi gue acc. Tapi gue gak bisa wisuda tahun ini. Gue pun akhirnya berpikir. “Tuhan, selama ini urusan saya selalu ada hambatan. Sekarang, kenapa lancar ya???”. Tiba-tiba gue inget kata-kata temen gue Aldilla, “Sabar ya tar. Allah tau kapan waktu terbaik buat lo. Semangat ya :)”. Mungkinkah ini waktu yang terbaik yang udah Tuhan siapkan buat gue?????

Dilain sisi, akhirnya gue mengerti kenapa Tuhan memanggil bokap gue duluan untuk ke sisi-Nya. Gue yakin Tuhan sayang sama gue. Sayang sama bokap gue. Dan sayang dengan keluarga gue. Gue harus kuat. Dan gue bersyukur, dengan kepergian bokap gue dan dengan segala macam cerita pahit dalam kehidupan gue, membuat gue jadi bisa lebih mandiri. Lebih bisa berpikir rasional. Dan kepribadian berubah. Gue mampu melihat situasi dulu sebelum gue bertindak. Walaupun terkadang gue terlalu banyak berpikir sampai akhirnya gue sadar kalau gue belum mengambil langkah apa pun dalam hidup gue! Kedewasaan gue pun berkembang. Gue, anak bontot yang notabene adalah anak manja, kini berubah menjadi anak yg mandiri. Yang lebih pengertian dengan situasi dan kondisi yang terjadi di sekeliling gue. Walaupun emosi gue masih belum bisa gue kontrol seutuhnya, dan masih banyak yang harus gue pelajari, tapi gue sangat bersyukur, ternyata gue mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dari sekedar uang!

Ternyata ini memang waktu yang terbaik yang Tuhan siapkan buat gue! Gue yakin itu! Dan gue gak perlu khawatir lagi! Karena gue yakin, Tuhan akan memberikan gw jalan keluar dalam setiap masalah gue! Dan sekarang, saya sudah LULUS!!! Kakak gue pun sekarang sudah menikah! YEAAAAAAAAAAYYYYY \(^o^)/ Thank God! Jadi teman syukuri lah apa yang kalian miliki dan jangan menyerah dengan segala ujian yang kalian hadapi :)


Kamis, 10 Mei 2012

Si Cemong

Saya punya anak kucing bernama Cemong. Warnanya yang unik dan motif bulunya yang tidak beraturan membuat saya terinspirasi untuk memberi nama Cemong padanya. Dia satu-satunya anak kucing berjenis kelamin betina. Dan [mungkin] karena satu-satunya kucing betina inilah dia sering menjadi sasaran kejailan dari saudara-saudaranya yang berjenis kelamin jantan. Tempat dia tidur pun tidak menentu. Karena warnanya inilah membuat dia sulit untuk ditemukan.

Suatu malam Cemong tidak terlihat batang hidungnya. Dicari dimana-mana tidak ada. Dipanggil pun dia belum mengerti kalau namanya adalah Cemong. Maklum lah dia masih kecil. Sampai tiba-tiba terdengar suara anak kucing di luar rumah. Saya sempat mendengarnya berteriak, seketika itu juga saya langsung membuka pintu, karena memang biasanya anak-anak kucing saya kalau mau masuk ke dalam rumah pasti memberi kode. Tapi begitu pintu saya buka, tidak ada satu pun yang terlihat di depan pintu. Akhirnya saya tutup lagi.

Beberapa menit kemudian terdengar lagi suara anak kucing di luar rumah. Ibu pun langsung panik. Saya diutusnya untuk mencari sumber suara tersebut, karena takut-takut itu suara Cemong. Saya pun akhirnya mencari sumber suara tersebut di luar. Takut Cemong tercebur ke dalam got, makanya saya mencarinya dipinggir got.

Ibu pun demikian. Namun, karena sudah malam, dan warna bulu Cemong yang gelap, membuat kami sulit menemukannya. Akhirnya saya kembali ke dalam untuk mengambil handphone. Saya nyalakan feature senter untuk membantu saya mencari Si Cemong. Tiba-tiba mata saya tertuju ke sebrang jalan. Saya menemukan anak kucing berwarna belang. Saya langsung menghampiri anak kucing tersebut dan mengecek apakah itu Cemong atau bukan. Ternyata kakiny hitam, sama dengan milik Cemong. Saya pun segera membawanya ke dalam rumah.

Tanpa pikir panjang lagi saya langsung memandikannya. Mengeringkan bulunya dengan hairdryer, kemudian memberinya makan. Lahap sekali dia makan. Saya pun jadi tidak tega melihatnya. Tidak lama kemudian, salah satu saudara dari Cemong, yaitu Cuplis, datang. Seketika itu juga, bulu-bulu Cuplis berdiri melihat makhluk [yang saya duga adalah] Cemong ini. Mereka pun marah satu sama lain. Saya bingung. Lalu Ibu pun berseru, "Kuningnya mana.. kuningnya? Coba kamu cek kakinya ada kuningnya gak?". "Ini bener Cemong kok. itu kakinya item. Cemong kan kakinya item," ujar saya mulai ragu. Saya pun kembali ke depan laptop sambil membawa makhluk kecil ini dalam balutan kain. Makhluk ini pun tertidur di pangkuan saya. Sementara saya mencari foto Cemong yang saya simpen di folder kumpulan foto kucing saya.

Yak saya menemukan foto itu! Kemudian saya cek bagian-bagian yang menjadi keunikan dari Cemong. Tidak ada!!! Tapi saya tidak mau menyerah. Sampai akhirnya Induk dari anak-anak ini pun datang. Si Induk ini yang bernama Unyil pun memanggil anak-anaknya. Daaaaaaaaannnnn tiba-tiba terdengar suara anak kucing loncat dari arah dapur yang ternyata itu adalah CEMONG!!!

"Nah kan! Apa Ibu bilang," ujar Ibu sambil tertawa. "Mau kamu apain anak kucing itu? Kayaknya ada orang yang buang anak kucing di depan rumah kita soalnya rumah kita banyak kucing."
"Ya Ayik balikin lah ke tempat semula," jawabku sambil membawa anak kucing itu keluar.
"Tapi untung ya kamu udah mandiin, udah ngangetin, udah kasih makan kucing yang kelaperan," ujar Ibu lagi.
"Iya,"jawabku singkat.

Hahahahahahahaaha saking sayangnya dan takutnya terjadi apa-apa dengan Cemong saya bisa sampe salah liat begini. Kok bisa siiiiiihhh???!!

Jumat, 04 Mei 2012

Input Foto Menggunakan Webcam Dengan MATLAB

Di sini saya akan mencoba membantu teman-teman yang sedang mengalami kesulitan dalam mencari source code real-time pada MATLAB. Dalam kasus ini, saya menggunakan media webcam untuk mengambil foto objek data.

Pertama-tama cek terlebih dahulu apakah data acquisition toolbox pada MATLAB sudah terinstalisasi atau belum. Untuk mengakses webcam dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Cek data acquisition, dengan klik menu Start pada Matlab
   
     2.  Kemudian ketik “imaqhinfo” pada command window. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini


           Untuk mendapatkan info tentang peralatannya, ketik:


info=imaqhwinfo['winvideo']

             
Perhatikan bahwa adaptor adalah “winvideo”. Setiap webcam yang terhubung diakses melalui adaptor ini.
  • Inisialisasi perangkat keras (adaptor) sebagai objek. Instruksi yang digunakan dalam matlab adalah: 
    obj = videoinput(adaptorname,deviceID,format)
  • Untuk mengetahui parameter deviceID, dan format, ketikkan perintah berikut dalam matlab:
get(vd)

  • Memberikan nilai pada parameter perangkat keras. Dengan perintah ‘get(vd)’, dapat diketahui parameter apa saja yang ada pada webcam. Lalu dari parameter tersebut, beberapa diantaranya bisa diset. Untuk mengetahui parameter apa saja yang bisa diset, gunakan perintah berikut ini: 
set(vd)
  • Buka preview window untuk melihat video pada saat runtime. Berikut adalah sintaksnya:
preview(vid);

Perintah ini akan membuka jendela yang sama dengan interface pada yahoo messanger webcam. Dan bisa melihat demo video webcam pada saat runtime.
  • Pengambilan gambar. Berikut adalah sintaksnya:
data = getsnapshot(vid);

Ini berarti variabel data menyimpan data citra digital yang telah diambil menggunakan webcam. Perintah ini akan menyimpan gambar dengan cepat ke dalam variabel data dalam sebuah matriks berukuran 320×240. Lalu, untuk menampilkan hasil snapshot tidak bisa menggunakan perintah imshow’. Karena data ini masih berupa data matriks, perlu menggunakan perintah lain untuk mengubah matriks tersebut ke citra lalu menampilkannya sebagai citra.



image(gambar);

atau

start(vid);

 im=getdata(vid,1);

 figure,imshow(im);
Di sini, variable vid harus didefinisikan terlebih dahulu, kemudian gunakan perintah “getdata” untuk mengambil gambar.


  • Penyimpanan gambar. Gambar bisa disimpan dalam bentuk .jpg atau .gif. Untuk menyimpan gambar dapat digunakan perintah imwrite”.
imwrite(im,’myfirstimage.jpg’);



Berikut ini adalah contoh source code yang saya gunakan:



% --- Executes on button press in Btn_gambar.
function Btn_gambar_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject    handle to pushbutton1 (see GCBO)
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)
imaqhwinfo;
foto=videoinput('
winvideo');
%foto=videoinput('
winvideo',1,'RGB24_13484480x2084362783');
set(foto,'
SelectedSourceName','input1');
foto.ReturnedColorSpace='
rgb';
foto.FramesPerTrigger=100;
%imaqmem('FrameMemoryLimit');
%axes(handles.axes1);
start(foto);
gambar=getsnapshot(foto);
imaqmontage(gambar);
image(gambar);
%axis
xy;
%axis 'autoy';




Keterangan: jika ingin mengatur nilai x dan y, hapus tanda '%'.


Semoga tulisan saya ini bermanfaat :) Selamat Mencoba!!! 

Kamis, 03 Mei 2012

Pengorbanan Seorang Ibu


Saat saya sedang membuat kue, tiba-tiba saya teringat akan curahan hati seorang ibu yang tidak perlu saya sebutkan namanya. Kemudian saya mengingat akan apa yang sudah ibu saya berikan untuk saya. Saya akan menceritakan sedikit cerita tentang seorang ibu.

Kisah 1

Seorang ibu tiba-tiba bercerita kepada saya tentang masalah anaknya. Ibu ini adalah seorang pedagang. Dia menjual segala macam sembako dan juga beberapa macam keperluan rumah tangga lainnya. Beliau bercerita bahwa dahulu, beliau sempat tertimpa musibah. Rumahnya terbakar, dan seluruh dagangannya habis terbakar yang tersisa hanya beberapa puing rak yang terbuat dari besi yang kemudian beliau gunakan kembali untuk membuat rak baru. Akibat dari kejadian tersebut, beliau mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Sementara mata pencahariannya hanyalah sebagai seorang pedagang, tentu saja hal ini membuatnya terhenti untuk mencari uang.

Ibu ini pun berusaha mencari modal kembali dengan meminjam uang dari beberapa kerabat, dan tetangga. Puluhan juta beliau butuhkan untuk membangun kembali warungnya dan membeli beberapa dagangan sebagai modal awal dari dagangannya.

Singkat cerita, seiring mulai berjalannya bisnisnya tersebut, tanggal jatuh tempo peminjaman uang ke beberapa kerabat dan tetangganya pun tiba. Namun, beliau tidak dapat mengembalikan uang mereka. Maka, dengan berbagai alasan, ia mencoba mengulur waktu pengembalian uang.

Beliau mempunyai seorang putri tunggal yang masih kuliah di sebuah perguruan negri ternama di Jakarta. Dan untuk biaya kuliah anaknya ini, tentulah memakan uang yang tidak sedikit. Namun, ibu ini tidak pernah mengeluh. Apa pun beliau lakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan anak semata wayangnya tersebut.

Begitu putrinya lulus, putrinya pun akhirnya bekerja di sebuah perusahaan asing dengan gaji yang cukup besar jika dilihat dengan background-nya sebagai fresh graduate. Semakin putrinya sukses, semakin jarang lah putrinya membantu ibunya di warung. Bahkan saat ini, putrinya tersebut tidak pernah menginjakkan kakinya di warung ibunya tersebut. Sang Ibu tidak mengeluh. Hal ini, dikarenakan kasih sayangnya yang begitu besar kepada putrinya sehingga beliau pun tidak mengeluhkan masalah ini.
Suatu hari anaknya pun menikah. Bertambah pula biaya yang harus beliau keluarkan untuk pernikahan anak semata wayangnya tersebut. Ibu ini pun rela mengorbankan uang yang seharusnya menjadi modal dagangannya untuk membiayai pernikahan putrinya ini. Dan Alhamdulillah, sesuai dengan keinginannya, acara pernikahan putrinya pun berjalan dengan lancar.

Begitu anaknya berumah tangga, Sang Ibu pun kembali dirongrong oleh kerabat dan tetangganya untuk segera membayar hutangnya tersebut. Ibu ini pun kebingungan. Karena uangnya tak kunjung terkumpul untuk membayar hutangnya. Akhirnya ibu ini pun berinisiatif menjual mobil dan rumahnya untuk menutupi hutangnya. Karena harganya tidak cocok, beliau pun akhirnya bercerita kepada putrinya berharap putrinya tersebut membantunya menyelesaikan masalahnya tersebut.

Putrinya  pun akhirnya mengambil keputusan untuk membantu ibunya melunasi hutang-hutangnya tersebut. Namun dia memberikan persyaratan kepada ibunya bahwa dia tidak bisa memberikan uang kepada ibunya sebagai modal, karena uangnya sudah terpakai untuk melunasi hutang ibunya tersebut. Sang Ibu pun terdiam. Beliau berkata dalam hati, “Dulu kamu minta apa pun selalu aku berikan tanpa berpikir panjang. Segala apa pun aku upayakan untukmu. Namun mengapa sekarang kamu berhitung kepada ibumu? Padahal aku tidak pernah sekali pun berhitung kepadamu”. Dan perlu diingat adalah, ternyata rumah yang saat ini dihuni oleh ibu dan bapaknya suatu saat akan menjadi milik putrinya tersebut. Saya dalam hati hanya bisa berkata, ”Wow! Lalu apa gunanya suami putrinya itu????”. Dan sekarang, Sang ibu pun akhirnya hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan perlakuan putrinya ini.

Kisah 2

Sama dengan kisah pertama. Kisah kedua adalah kisah seorang ibu yang bermata pencaharian sebagai pedagang juga. Hanya saja barang dagangannya berupa sayur-sayuran.

Suatu hari ibu ini bercerita bahwa anaknya sudah 2 tahun tidak membayar uang sekolah. Pihak sekolah sudah beberapa kali menegurnya. Namun apa daya, Sang Ibu belum mampu melunasinya.

Setiap hari beliau berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya untuk mencari sesuap nasi dengan berjualan sayur. Setiap hari pula beliau harus bertarung dengan beratnya gerobak yang didorongnya dan teriknya sinar matahari yang selalu menyengat. Namun, setiap hari pula, ada saja pelanggannya yang berhutang padanya, sehingga uang yang seharusnya beliau dapatkan setiap harinya tidak didapatnya.

Jika sayuran yang dijualnya tidak habis, Sang Ibu pun mengambil barang dagangannya yang tidak mampu bertahan lama untuk dimasak. Jika tidak, terpaksa beliau memberikan beberapa kepada pelanggan dengan cuma-Cuma hanya agar menghindari barang dagangannya membusuk.

Tahukah kalian bahwa pelanggan yang berhutang kepadanya tidak hanya orang-orang yang memiliki penghasilan dibawah rata-rata????? Banyak dari ibu-ibu yang seharusnya masih dikategorikan orang mampu pun berhutang kepadanya. Entah apa yang mereka pikirkan sehingga mereka tega berbuat demikian, sementara mereka mampu memesan junk food via delvery. Namun, Sang ibu hanya bisa sabar dan pasrah demi tidak kehilangan pelanggan.

Miris rasanya mendengar kisah dari kedua ibu tersebut. Saya hanya mampu tersenyum untuk membuatnya tetap tegar. Tidak ada kata lain selain “sabar” yang mampu saya ucapkan kepada mereka. Ingin menangis namun tak sanggup. Dan kemudian saya pun teringat kepada ibu saya. Ya, Ibu selalu berusaha memenuhi kebutuhan saya dengan berbagai cara. Segala upaya beliau lakukan untuk saya. Keringatnya yang berjatuhan dan keletihan di wajahnya tidak mampu saya balas kepadanya. 

Ya Allah, jika boleh saya meminta, ijinkan saya memberikan apa pun yang mampu saya berikan kepada ibu saya. Ijinkan saya membahagiakan hatinya. Ijinkan saya memberikan yang beliau butuhkan dan menggantikan apa saja yang sudah dikeluarkan untukku. Dan jika aku lupa akan kerja kerasnya, tolong ingatkan aku. Jangan biarkan aku lupa kepadanya ya Allah. Jangan biarkan aku membiarkannya sendirian. Jangan biarkan aku membuatnya bersedih karena sikapku. Ingatkan aku ya Allah. Ingatkan aku selalu! Amin Amin Amin ya Rabbal alamin